Faktor U menjadi sebuah jargon ditengah masyarakat yang menyatakan bahwa usia tidak bisa dibohongi. Maksudnya adalah bahwa daya pikir, daya ingat termasuk daya angkut, serta daya-daya lainnya telah mengalami “dehidrasi” yang sangat signifikan.
Dalam sebuah iklan produk susu kalsium di televisi, seorang anak TK mengatakan kepada ibunya “faktor uuu yaa” ketika ibunya tidak kuat mengangkat putrinya itu.
Kondisi itu adalah hal yang sangat manusiawi dalam sebuah evolusi kehidupan mahluk hidup, terutama pada orang di usia senja. Bayang – bayang ketakutan mendominasi bahkan menghantui hari-demi hari di penghujung usia lanjut.
Takut tidak bisa “bergaya” lagi, takut tidak bisa ber-olahraga, takut tidak bisa nyetir lagi, takut tidak bisa mengangkat aqua galon, takut tidak bisa mengetuk kode morse dengan baik dan benar. Dan masih banyak ketakutan-ketakutan yang lain.
Medio bulan mei tepatnya tanggal 20 Mei 2019, kembali saya mengajukan permohonan pensiun yang pernah berapa kali di ajukan namun sering mendapat penolakan dari pihak direksi. Dan akhirnya permohonan diterima, walau mereka tidak menerima jika alasan saya karena faktor U – apakah memang saya belum U yaaa?. – padahal umur saya sekarang adalah pengurangan dari karakter angka 2019 dikurangi 1956. Dikalangan peMorse dikenal dengan “dididadada dadadadadah didadadadah dadadadadit” dikurangi “didadadadah dadadadadit dididididit dadidididit. – mana kalkulator, mana kalkulator hehehe. …
Negosiasipun berjalan lancar. Pihak direksi meminta “perpanjangan waktu” – kayak Persija & Persib yang berlaga di Gelora Bung Karno, ….hehehe… Melalui Direktur Operasional & HRD, ditetapkan perpanjangan waktu itu sampai dengan lebaran Idul Fitri tahun 2020. Atau sampai dengan ada yang akan menggantikan saya (?).
Dua kali dua puluh empat jam saya renung ulang sebelum akhirnya menerima permintaan pihak direksi. Jika rencana ini berjalan lancar, itu berarti saya telah mondar-mandir di jalan Perintis Kemerdekaan Pulogadung Jakarta Timur selama seperempat abad dikurangi 1 tahun.
Nah. Sekarang adalah hari-hari “menghitung hari” kata mba Krisdayanti. Terlalu dini memang untuk memulai menghitung, karena lebaran tahun 2019 saja masih 10 lagi, apalagi lebaran tahun 2020. Namun kalau tidak mulai menghitung kapan mulainya ?.
Segala bayang dan khayal yang memposisikan diri saya pasca “pangsiun” – kata teman saya, dimulai. Namun saya sangat berharap semoga bayang dan khayal itu akan terus memberi semangat terutama semangat untuk terus bekerja sampai indah pada waktunya.
Akhirnya dari “puncak” Gading Icon City Apartement Pulogadung mengucapkan selamat bermalam senin, Sehat & Kuat Selalu.-